Ketidakstabilan Politik Indonesia Tahun 1959-1966

Abstract

Tahun 1959 hingga dengan tahun 1966 juga merupakan salah satu dimana periode tersebut merupakan periode yang mencolok dalam sejarah politik Indonesia. Periode tersebut ditandai dengan masalah ketidakstabilan politik yang terjadi di Indonesia, seperti yang berkenaan dengan masalah partai-partai besar dan militer. yang memainkan peran penting dalam masalah politik. Dalam penulisan ini menggunakan metode sejarah, jenis studi Literatur. Adapun sumber ataupun data yang digunakan dalam penulisan ini ialah, tesis dan disertasi, buku, ensiklopedia, peraturan, ketetapan, buku tahunan, dan sumber lainnya, baik cetak maupun elektronik. Dengan melakukan tahap pengumpulan data dan sumber terlebih dahulu, kemudian menganalisis, dan memilah data yang tepat dan terakhir menyajikannya dalam bentuk tulisan berupa Jurnal. Adapun permasalahan yang akan dibahas yakni tentang apa saja faktor serta dampaknya terhadap ketidakstabilan politik di Indonesia tahun 1959-1966. Adapun hasil dan pembahasan yakni, pada tahun 1959-1966 politik Indonesia mengalami ketidakstabilan yang signifikan, ditandai dengan konflik ideologis antara nasionalis, agama, dan komunis. Soekarno memperkenalkan konsep NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme) untuk menggabungkan ketiga ideologi, namun membuat ketegangan antara militer dan PKI (Partai Komunis Indonesia). Demokrasi Terpimpin yang diterapkan Soekarno menampilkan konfigurasi politik yang otoriter, dengan PKI memainkan peran dominan sementara partai lain dilarang. Konflik politik, gejolak sosial, dan krisis ekonomi, termasuk inflasi yang tinggi dan defisit anggaran, memperparah situasi. Politik luar negeri Indonesia yang konfrontatif, seperti konfrontasi dengan Malaysia, juga berkontribusi pada ketidakstabilan. Faktor-faktor ini menyebabkan ketegangan antara pemerintah pusat dan daerah serta memperburuk keadaan ekonomi, menciptakan tantangan besar dalam upaya mencapai tata kelola pemerintahan yang lebih baik dan demokratis.