Barongsai : Dari Budaya Komunitas Menjadi Tontonan Publik 2000-2022

  • Melisa Aprilia Putri Universitas Negeri Padang
  • Erniwati Erniwati Universitas Negeri Padang

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bagaimana perubahan atraksi barongsai yang semula hanya dilakukan di lingkungan komunitas Tionghoa saja kemudian menjadi tontonan publik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana atraksi barongsai yang semulanya hanya dilakukan di komunitas Etnis Tionghoa saja dapat mengalami perubahan menjadi sebuah tontonan yang ditampilkan di hadapan umum bahkan menjadi sebuah event yang diperlombakan baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang mencangkup heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara historis, barongsai di Kota Padang tetap beraktifitas sebelum tahun 2000, walaupun terbatas hanya di halaman klenteng, rumah masyarakat Tionghoa, dan daerah dengan mayoritas Etnis Tionghoa. Kebijakan politik GusDur dengan mencabut Inpres pada tahun 2000 menjadikan barongsai dapat kembali tampil tanpa adanya batasan, begitupun barongsai di Kota Padang. Terbukti dengan prestasi yang didapat oleh Barongsai HTT dan HBT dalam beberapa perlombaan yang diikuti seperti Indonesia Open pada tahun 2003 di GOR HBT, Kejurnas FOBI tahun 2018, serta Kejurnas di Yogyakarta tahun 2022, bahkan tampil pada event-event yang digelar oleh Pemerintah Kota Padang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan masyarakat umum.

Published
2024-03-29

Most read articles by the same author(s)

Obs.: This plugin requires at least one statistics/report plugin to be enabled. If your statistics plugins provide more than one metric then please also select a main metric on the admin's site settings page and/or on the journal manager's settings pages.